'Kiat Menulis Cerita Fiksi '

 Menulis adalah bekerja untuk keabadian. JK Rowling, sang penulis hebat menyampaikan sebuah quote yaitu ;'anda harus mendapatkan tulisan, menulis dapat dilakukan di manapun saat waktu luang di sana sini 'Penulis sukses adalah mereka yang menghabiskan waktu sepanjang hari untuk merangkai paragraf -paragraf indah.

Yup.... berbicara tentang paragraf indah, menggelitik keinginan saya untuk menulis cerita fiksi. Namun..... ilmu kepenulisan cerita fiksi belum saya pelajari sepenuhnya. Saat kelas belajar menulis PGRI mennyelenggarakan kegiatan belajar menulis dengan tema kiat menulis cerita fiksi , saya merasa mendapatkan mutiara. 😊

Well.... apakah andapun ingin menulis karya fiksi ? . Mari telusuri catatan saya mengenai TIPS dan trik menulis cerita fiksi.Nara sumber pada tema ini adalah Sudomo, S.Pt, seorang sarjana peternakan yang mumpuni di bidang Literasi.



 πŸ‘‰ Alasan untuk belajar menulis fiksi 

Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam AKM (Asesmen kompetensi minimum ) adalah Literasi Teks Fiksi.Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi siswanya.

Kedua, menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru dapat menyuarakan isi hatinya melalui tokoh -tokoh yang diciptakannya.

Ketiga, cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi penyajian.

Keempat, menulis fiksi dapat menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

πŸ‘‰ Syarat untuk dapat menulis fiksi

Pertama, komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

Kedua, keilmuan dan kemampuan melakukan riset . Tujuannya, agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

Ketiga, banyak membaca serita fiksi karya penulis lain.Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

Keempat, mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Kelima. memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

πŸ‘‰ Unsur - unsur pembangunan cerita fiksi

Pertama, tema yang merupakan ide pokok cerita.Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Ide dapat diperoleh dari lingkungan keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan dikuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.

Kedua, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur -unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/ rintangan dan resolusi. Contoh ; seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia.Contoh tersebut adalah premis  dari novel Harry Potter.

Ketiga, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik / klimaks dan ending.

Keempat, penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan prilaku tokoh , lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

Kelima, latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat dan suasana.

Keenam, sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

πŸ‘‰ Cara menulis cerita fiksi

Pertama, niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide dalam menyelesaikan tulisan fiksi.

Kedua, perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referens berupa ide/ gagasan / tema, teknik menulis, pemilihan kata,dan gaya penulisan.

Ketiga, terkait ide dan genre. Catat segera ide ceriita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan dikuasai.

Keempat, outline/kerangka karangan.πŸ’œkerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi πŸ’œ menentukan tema agar pembaca mengertilingkup cerita fiksi kitaπŸ’œmembuat premis sesuai tema πŸ’œmenentuka uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya πŸ’œ menentuka penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak  tokoh dengan baik πŸ’œmenentukan latar/ setting dengan menunjukan sisi eksotis dan detail πŸ’œ memilih sudut pandang penceritaan yang unik.

Kelima, mulailah menulis. membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik ) πŸ’šmelakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembacaπŸ’š menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh πŸ’š menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi πŸ’š memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas πŸ’š memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi )πŸ’š membuat ending yang baik.

Keenam, melakukan swasunting, dilakukan setelah selesai menulis; πŸ’›jangan menulis sambil mengedit πŸ’›memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan dan logika cerita πŸ’›usahakan menempatkan diri sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri πŸ’›jangan lupa untuk menyiapkan Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI ) dan Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI).


    Penulis


    Rina Agustina, S.Pd
    SMAN 1 GARUT



Komentar

  1. It's time to make story by our imagine...yo.. ayo.. kita semangat

    BalasHapus
  2. Selamat malam dan tetap semangat Bu...
    Tulisan dan bloggnya bagus

    BalasHapus
  3. Keren kali mbak, tulisan dibumbuhi dengn lope2 😍😍😍😍

    BalasHapus
  4. Keren......luar biasa, semangat menulis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

' Direct / Indirect speech , Questions and command , prohibition '

' Past Tense Vs Present perfect Tense '

"It's time to write Descriptive Text "