JURNAL REFLEKSI - MODUL 2.1 - PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 


Oleh ; RINA AGUSTINA
SMA NEGERI 1 GARUT JAWA BART

           💙Pendidikan Guru Penggerak angkatan 7 , sebuah kegiatan yang sangat memberiku 'insight'  baru. Mengapa tidak ? , kami sedang mempelajari modul 2.1. tentang Pembelajaran berdiferensiasi. Pada saat awal saya mulai mempelajari modul 2.1. ini, saya merasa ini merupakan kesempatan emas untuk memperdalamdan memahami lebih jauh apa dan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi . Sebelumnya, saya sudah mendengar tentang pembelajaran berdiferensiasi ini, namun masih dalam latar kulitnya saja. Melalui pendidikan guru penggerak ini, saya memperoleh kesempatan memperdalam pemahaman mengenai aplikasi pembelajran berdiferensiasi dan bagaiman hal ini dapat  diterapkan untuk mengatasi permasalahan dalam pendidikan yang sebelumnya guru sudah rasakan. Sudah sekian lam , sebelum kurikulum merdeka diterapkan, guru mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 yang 'sarat' dengan materi/konten. Sehingga guru mengajar ,tanpa menggunakan pertimbangan pada pemaknaan pembelajaran , namun lebih terfokus pada ketuntasan penyampaian materi pembelajaran. Memang, kamipun  melaksakan kegiatan remedial bagi siswa yang masih kurang dapat mengikuti pelajaran dan kegiatan pengayaan bagi siswa yang sudah memahami materi, namun keterbatasan waktu  yang dimiliki, terkadang membuat guru dan siswa teras 'tergesa-gesa menyelesaikan pembelajaran demi memenuhi keterselesaian materi seluruhnya dipelajari. Kini hal tersebut berubah, pada kurikulum merdeka, penekana pada layanan belajar optimum kepada siswa denan memperhatikan kebutuhan belajar masing-masing siswa menjadi prioritas dalam pelayanan proses pendidikan. Siswa , dengan beragam kebutuhan belajar , yang memerlukan pemenuhannya, haruslah menjadi 'sasaran utama pelayanan pendidikan di sekolah. Hal ini diperkuat dengan pemahaman makna pendidikan, yaitu menuntun dan bukan ;menuntut' siswa dengan sebaik-baiknya, menuju keselamatan dan kebahagiaan dirinya sebagai pribadi ,maupun sebagai anggota masyarakat. 
        💚Pada saat proses pembelajaran ,khususnya mempelajari modul 2.1. tentang pembelajaran berdiferensiasi ini, saya merasa strategi pembelajaran ;yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk, tentu sangat sulit bila dilaksanakan secara bersama ,untuk ketiga strategi tersebut bersamaan, namun, suatu yang saya kira awalnya sangat sulit , ternyata saya mendapatkan insight melalui diskusi bersama rekan saat kegiatan ruang kolaborasi dengan bimbingan ibu fasilitator. Saya memperoleh insight,bahwa banyak proses kegiatan pembelajaran yang dirancang secara efektif bermakna, terstruktur tersebut , sudah menerapkan ketiga strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan proses pendalaman materi pembelajaran berdiferensiasi ini, saya merasakan bahwa hal ini ,benar merupakan proses layanan pembelajaran yang memang seharusnya dilaksanakan oleh setiap guru di negeri ini. Guru , sebagai desainer pembelajaran yang senantiasa berupaya melayani kebutuhan belajar siswa ini, akan menjadi pendamping proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Meskipun dalam proses pemahaman, terkadang terbayangkan kesibukan guru untuk menyediakn bahan materi yang berbeda (misalnya akan menyediakan materi foundational dan materi transformational ), menyusun instrumen penilaian berkelanjutan ( mulai dari tes diagnostik kognitif, non kognitif , dan asesmen lainnya ), melaksankan proses pemebelajaran berdiferensiasi yang terbayangkan akan membutuhkan 'energi' tersendiri agar dapat memberikan kegiatan scaffolding (dukungan ) bagi siswa yang masih beklum dapat memenuhi prasyarat. Semua kegiatan ini terbayang berat pada awalnya. Namun, saya yakin, sesuatu hal baik yang dibiasakan, akan menjadi rutinitas baru yang baik tentunya dan akan berhasil manfaat pada ahirnya.
                💛Keyakinan akan dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan membuat setiap guru, khususnya saya pribadi akan memiliki semangat melaksanakan hal tersebut. Ada atau tidak adanya pengawasan , bukanlah masalah, karena sejatinya kita sebagai guru memiliki tanggung jawab , untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi siswa. Pada modul 2.1. ini juga saya mendapatkan beberapa strategi yang dapat kita laksanakan di kelas kita untuk memberikan penilaian secara berkelanjutan.Tiket masuk, tiket keluar, berbagi 30 detik, nama dalam toples, 3-2-1, refleksi, pojok pemahaman dan strategi 5 jari.  Seluruh strategi tersebut dapat digunakan dalam menstimulasi siswa dalam penilaian formatif di kelas . Bukan hanya strategi  , namun saya juga mendapatkan insight baru dalam cara bagaimana mengakomodir pembellajaran efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah didefinisikan dengan jelas. Pencapaian tujuan pembelajaran inilah yang menjadi muara ahir dari pencapaian kompetensi siswa disesuaikan dengan capaian belajar yang dimiliki siswa , dengan demikian, siswa merasakan keberhasilan dalam belajarnya . 
                💝Saya kini merasakan 'energi' baru ini dapat menstimulasi pengelolaan pembelajaran di kelas ,tempat saya mengajar. Saya kini ,merancang pembelajaran berdiferensiasi dan akan melaksanakan prinsip -prinsip yang difahami dalam pembelajaran berdiferensiasi ini. Harapannya, sebuah proses belajar yang dinamis, menjadi harapan terbentuknya penguasaan keterampilan/kompetensi siswa, dengan senantiasa meningkatkan kemampuan guru , baik dalam pemilihan konten beragam , maupun bagaimana mengelola pembelajaran yang juga menyenankan, aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Hambatan yang terjadi, akan dijasikan sebagai tantangan yang memberi perubahan positif dan lebih baik lagi. Semoga Allah SWT menyertai selalu upaya positif ini dan memberikan kemudahan dan kelancaran. Aamiin......


Komentar

Postingan populer dari blog ini

' Direct / Indirect speech , Questions and command , prohibition '

' Past Tense Vs Present perfect Tense '

"It's time to write Descriptive Text "