KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 2.1. - PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 2.1
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
OLEH: RINA AGUSTINA
SMA NEGERI 1 GARUT
JAWA BARAT
💚Dari
seluruh pemahaman materi pada pendidikan guru penggerak mulai dari pemahaman
tentang; pengertian pendidikan menurut bapak Ki Hajar dewantara. Kemudian
pemahaman bagaimana guru penggerak menjadi katalisator perubahan paradigma
dalam mendidik di dunia pendidikan.
Serta pemahaman pada pembelajaran berdiferensiasi , yang mendalami pemahaman
akan kebutuhan belajar murid. Maka saya mengubah paradigma berfikir saya
sebagai seorang guru , dimana guru bukan hanya sekedar mentransfer ilmu
pengetahuan pada siswa di kelas. Namun sangat lebih jauh dari itu, tentunya,
guru sebagai partner tumbuh kembang siswa, menjadi fasilitator siswa dalam
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikapnya sehingga memaknai proses
pembelajaran dan menumbuhkan jiwa sebagai pembelajar sepanjang hayat. Peran
besar dan sangat agung ini diibaratkan , guru adalah pengukir masa depan siswa.
Siswa dengan kemampuan dan kebutuhan belajar masing-masing yang berbeda.
Tentunya memiliki kapasitas beragam dan membutuhkan pemenuhan kebutuhannya
secara individu. Guru, sebagai orang dewasa terdekat , memahami setiap
kebutuhan belajar yang meliputi kesiapan (readiness ), minat dan profil belajar
siswa . Perbedaan kebutuhan belajar setiap siswa yang didasarkan pada analisis
diagnostik, baik diagnostik kognitif dan non kognitif , merupakan sebuah data
bagi guru untuk membuat keputusan yang rasional (common sense ) agar dapat memfasilitasi pembelajaran dengan
memperhatikan keberagaman individu siswa tersebut. Dengan berbagai pertimbangan
tersebut, maka guru mengakomodir pembelajaran yang berdiferensiasi ,baik dalam
diferensiasi konten ,proses, maupun produk. Saya sebagai seorang guru dan
pendidik, mendapatkan pencerahan dalam dunia pendidikan. Bagaimana saya akan
menggunakan pemahaman ini dalam menentukan desain pembelajaran yang berdasarkan
pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa yang beragam di kelas. Berawal dari
memahami makna pendidikan kemudian pemahaman keberagaman kebutuhan siswa serta
kini saya sebagai guru harus juga memiliki kreatifitas untuk mendesain
pembelajaran yang bermakna untuk seluruh siswa dalam pemenuhan keberagaman kebutuhan
belajarnya. Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini
memerlukan upaya /usaha yang tentunya tidak mudah, namun, karena saya berfikir
bahwa , hasil analisis dengan mengenal perbedaan kebutuhan siswa tersebut, maka
pemenuhan kebutuhan setiap siswa harus menjadi fokus utama . Saya, sebagai guru
tetap optimis untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi ini.
Dengan tujuan pencapaian agung , yang melayani siswa dalam pendidikannya, maka
guru akan memiliki energi tersendiri . Tujuan pencapaian profil siswa berkarakter
yang cakap, Tangguh dan siap bersaing secara global. Maka , saya sebagai bagian
dari pendidik, akan senantiasa memotivasi diri untuk tetap bersemangat ,
mengambil bagian dari barisan pembaharu yang mendukung kesuksesan pendidikan
merdeka. Siswa akan memiliki kemerdekaan dalam belajarnya, karena terpenuhi
kebutuhan belajarnya, siswa akan merasa berhasil dalam belajarnya, dan
terbentuk kemandirian dalam belajar. Maka, tantangan /kesulitan yang dihadapi
guru untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi , akan selalu dapat dilalui
dengan semangat. Dengan senantiasa meyakinkan diri, di ahir perjuangan ini,
menanti sebuah pencapaian kesempurnaan peningkatan kualitas pendidikan dengan
kecemerlangan generasi masa depan berkualitas, seperti harapan negara ini di masa
yang akan datang.
💙Pembelajaran
berdiferensiasi adalah Sebuah keputusan masuk akal (common sense ) , untuk
berorientasi kebutuhan belajar siswa . Dalam pembelajaran berdiferensiasiini,
tujuan pembelajaran didefinisikan dengan jelas, tergambar bagaimana guru
menanggapi/merespon kebutuhan belajar murid, bagaimana guru menciptakan
lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar / bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang tinggi, manajemen kelas yang efektif dan terdapat
proses penilaian yang berkelanjutan.maka akar dari pembelajaran berdiferensiasi
ini yaitu berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan guru merespon
kebutuhan belajar murid. Hal ini berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan
dalam standar proses , salah satu prinsip RPP , yaitu; Perencanaan pembelajaran
harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu /setiap peserta didik.
Adapun aspek kebutuhan belajar siswa terdiri dari; kesiapan belajar murid
(readiness ), minat ( interest ) dan profil belajar murid ( profile ).
Pemenuhan kebutuhan belajar tersebut dapat dilaksanakan di kelas dengan
menggunakan 3 strategi yaitu; diferensiasi konten, diferensiasi proses dan
diferensiasi produk. Ketiga strategi tersebut, dilaksanakan dalam sebuah
manajemen pembelajaran yang efektif , dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diformulasikan. Diferensiasi konten , dimaksudkan ; sebagai
materi/ bahan pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Dengan memahami
perbedaan kebutuhan belajar siswa di kelas , maka guru akan memilih bahan/.konten
mana yang akan diberikan pada siswa yang memerlukan bahan bersifat
foundational, kemudian ada bahan yang bersifat transformational. Dengan
pertimbangan lain, berupa bahan yang kongkret , ada siswa yang sudah dapat
diberikan bahan yang abstrak. Perbedaan bahan/konten juga dapat berupa bahan
yang sederhana ,dan siswa mana di kelas yang sudah bisa diberikan bahan /konten
kompleks. Kemudian ,ada bahan yang terstruktur dan konten yang terbuka.
Pemilihan bahan tersebut , dapat difahami karena ada siswa yang sangat
tergantung pada arahan guru, namun ada juga siswa yang sudah mandiri dalam
belajarnya. Ada siswa yang cepat memahami pembelajaran , namun juga ada siswa
yang lambat serta membutuhkan waktu lebih lama . Maka dengan menggunakan
pemilihan strategi diferensiasi konten ini, guru dapat memberikan pengalaman
belajar kepada siswa , sebuah pengalaman belajar menantang secara tepat.
💜Dalam
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi , tentu akan terdapat banyak tantangan
/rintangan yang akan dirasakan. Mulai dari penyesuaian dalam menyediakan waktu
dalam penyusunan berbagai instrumen, seperti instrumen diagnostik akademik
dan non akademik, berbagai pertanyaan pemandu yang akan digunakan dalam
pembelajaran, lembar kerja siswa yang mengakomodir perbedaan kebutuhan belajar,
sampai pada instrumen penilaian baik formatif , maupun sumatif, juga
menyediakan bahan/konten berdasarkan kedalaman materi yang
berbeda/kompleksitas berbeda. Maka , saya akan menguatakan diri dan menyiapkan
motivasi terbaik agar dapat melaksanakan setiap persiapan tersebut dengan
sebaik-baiknya. Saya akan berupaya mengatur waktu yang dimiliki dengan teratur,
membuat skala prioritas kegiatan , dengan mengurutkan kegiatan mendesak
,berurutan sehingga dapat dilaksanakan satu per satu ,namun kemudian berhasil
selesai . Konsisten dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi.
Saya juga perlu menanamkan keyakinan bahwa kegiatan saya dalam melayani
perbedaan kebutuhan belajar siswa ini , dilaksanakan untuk meningkatkan
kualitas belajar siswa dan kualitas pendidikan pada umumnya. Tercapainya
visi/harapan bersama di sekolah yaitu terwujudnya layanan prima pendidikan dan
pembelajaran untuk sukses siswa berkarakter yang mampu bersaing secara global.
Berdasarkan visi ini, maka saya merasa perlu adanya kegiatan/perubahan
paradigma dari setiap anggota /warga sekoah untuk melaksanakan kegiatan yang
mengarah kepada terwujudnya visi tersebut. Tantangan pembelajaran
berdiferensiasi yang disebutkan di atas, sejatinya dapat dijadikan sebagai
pemantik semangat agar dapat menaklukan tantangan tersebut menjadi sebuah
pencerahan .
💛Pembelajaran
berdiferensiasi adalah sebuah usaha untuk melaksanakan pembelajaran yang
melayani kebutuhan belajar siswa. Perbedaan kebutuhan belajar siswa di kelas
tersebut dilihat dari 3 aspek ; kesiapan (readiness), minat (interest) dan
profil belajar siswa(profile ). Masing-masing dari kebutuhan belajar tersebut kemudian
dianalisis dan diberikan keputusan oleh guru untuk memenuhinya dengan
menggunakan beberapa strategi pembelajaran berdiferensiasi; yaitu
diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Konten adalah
bahan/materi yang dipelajari oleh siswa, maka ketika guru mempertimbangkan
untuk melaksanakan strategi diferensiasi konten ini, guru akan
mempertimbangkan pemilihan materi berupa
materi foundational ( mendasar ) dan materi transformational (transformasi).
Materi yang kongkret atau abstrak, materi yang sederhana atau kompleks.
Penyiapan bahan/materi/konten tersebut disiapkan untuk mengakomodir perbedaan
kebutuhan siswa berdasarkan kapasitas di kelas. Dalam diferensiasi proses, guru
akan mempertimbangkan desain proses pembelajaran ,baik kegiatan individu maupun
kegiatan kelompok dan siswa mana yang memerlukan dukungan / dan difasilitasi
dengan scaffolding . Adapun dalam diferensiasi produk, maka siswa akan
difasilitasi pemilihan bentuk produk/hasil yang didasarkan pada minat siswa (
interest), atau dari profil belajar siswa (profile ), siswa diberikan pilihan untuk
menunjukan pemahaman terkait materi yang dipelajari dalam bentuk berbeda ,
misalnya infografis, vlogging, poster, artikel, ppt, recording , dll.
Pembelajaran berdiferensiasi juga adalah sebuah pembelajaran yang merumuskan
tujuan pembelajaran secara jelas, difahami oleh guru dan siswa. Melaksanakan
penilaian berkelanjutan ,baik penilaian formatif maupun penilaian sumatif. Guru
menanggapi /merespon kebutuhan belajar murid dan menciptakan lingkungan belajar
yang mengundang murid untuk bekerja keras karena memiliki tujuan pembelajaran
yang tinggi. Guru juga merancang manajemen kelas yang efektif. Dari paparan kesimpulan tentang pembelajaran
berdiferensiasi ini, maka dapat ditarik benang merah, inti dari pembelajaran
berdiferensiasi yaitu pelayanan belajar siswa berdasarkan kebutuhan belajar
siswa. Dari titik inilah ,saya melihat kesinambungan antara pemahaman makna pendidikan , menurut bapak
pendidikan nasional,Ki Hajar dewantara, Pendidikan bermakna, menuntun, segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak, untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan
setinggi tingginya , baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Dari pemahaman makna pendidikan kata ‘menuntun’, dari sini terlihat bahwa
tuntunan yang diharapkan dilakukan oleh guru ini juga tergambar dengan jelas
pada pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Guru menuntun pembelajaran siswa
dengan memfasilitasi perbedaan konten, proses dan produk , sehingga siswa akan
merasakan kebahagiaan dalam belajar karena sesuai dengan kebutuhan belajarnya,
ketika kebutuhan belajar terpenuhi, maka kesuksesan belajarpun akan tercapai.
Siswa menjadi semangat , mengalami proses bertumbuh dan senantiasa ‘cakap’
mengvisualisasikan pemahaman pembelajaran sesuai passion mereka masing-masing.
Keterkaitan dengan peran dan visi guru penggerak, inipun menjadi sebuah
panggilan tugas dan tanggung jawab para guru penggerak, untuk mampu
menggerakkan komunitas pendidikan , baik komunitas terdekat maupun komunitas
secara luas , menyamakan visi dan makna mendidik ini sehingga dapat difahami
oleh seluruh guru , melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas-kelas
di setiap sekolah. Kebersamaan dalam mengusung paradigma mendidik yang
sesungguhnya, dalam bentuk kegiatan Prakarsa perubahan disekolah yang berawal
dari visi sekolah, kemudian menyelenggarakan curah pendapat yang merumuskan keyakinan
sekolah/keyakinan kelas, bersama -sama melaksanakan kegiatan yang merupakan
visi bersama . Meluruskan pandangan menuju terwujudnya visi, menggerakkan
seluruh elemen sekolah dan warga sekolah bersama berkontribusi pencapaiannya.
Komentar
Posting Komentar