Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN - MODUL 2.3 - COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Gambar
oleh  : RINA  AGUSTINA SMA  NEGERI  1  GARUT  JAWA BARAT 💜Coaching untuk supervisi pendidikan.   💛Definisi Coaching : proses kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri  dan pertumbuhan pribadi dari coachee . (Grant, 1999). Pada awal mempelajari coaching , saya merasa bingung untuk membedakannya dengan tutor, fasilitasi, konseling dan fasilitasi. Namun kemudian dengan mempelajari perbedaan dari keseluruhan konsep tersebut, saya menjadi faham bahwa terdapat ciri khas tersendiri dari coaching, yaitu pada kegiatan coaching, coach tidak memberikan solusi, tapi coachee lah yang merancang solusinya , dengan peran coach yang menggali kapasitas dari coachee nya. Kemudian aktifitas belajar dilanjutkan dengan kegiatan belajar melaksanakan coaching   bersama rekan sesama cgp. Pada praktik latihan, kami masih menggunakan skenario , agar komunikasi latihan coac

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN - MODUL 2.2- PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Gambar
Oleh : RINA  AGUSTINA  SMA  NEGERI  1  GARUT  JAWA  BARAT 💙 Pembelajaran berdiferensiasi   Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengakomodir perbedaan kapasitas/ potensi siswa serta memfasilitasi proses pemerolehan pemahaman dengan sebuah proses belajar yang kondusif dan memberdayakan potensi siswa sesuai minat/ kesiapan belajar dan profil belajar siswa.   Pada saat saya mengenal pembelajaran berdiferensiasi ini untuk pertama kalinya, saya mengira akan sangat sulit untuk menerapkan 3 strategi pembelajaran ; diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk secara bersamaan . Ternyata hal tersebut tidaklah benar, guru dapat mengimplementasikan ketiga strategi tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang mampu menjadi fasilitator pembelajaran dengan strategi efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kunci utama adalah tujuan pembelajaran dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan konten apa yang dipelajar

KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 2.3. - COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Gambar
  Koneksi  Antar  Materi Modul 2.3 Coaching  Untuk  Supervisi  Akademik oleh : Rina  Agustina SMA  NEGERI 1 GARUT  JAWA BARAT 💥 Pemikiran Reflektif  Terkait Pengalaman Belajar Coaching adalah Proses kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach mefasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup , pebelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee . ( Grant, 1999) Kegiatan coaching ditandai dengan proses eksplorasi, membangun ide, mendengar secara aktif, pertanyaan berbobot, memancing ide dan memfasilitasi pertumbuhan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang memberdayakan. Disamping kegiatan seperti; mentoring, konseling, fasilitasi dan training , maka, coaching ini berbeda dari ke empat kegiatan tersebut. Dalam kegiatan ‘ coaching’ , seseorang yang bertindak sebagai coach, berfungsi untuk menstimulasi coachee agar mampu memberdayakan pemikiran dan kapasitas dirinya sehingga memunculkan ide kreatif yang mengembangka

KONEKSI ANTAR MATERI - PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL-

Gambar
Oleh : RINA  AGUSTINA,S.Pd SMA  NEGERI  1 GARUT             💖Pembelajaran Sosial Emosional (PSE ) adalah pembelajaran yang dilaksanakan secaara kolaboratif  oleh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenaii aspek sosial dan emosional agar dapat ;  Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri) Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri) Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi) Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)                   👉Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa Pembelajaran sosial emosional itu hanya memerlukan pembiasaan sikap sehingga membentuk karakter secara alamiah, bahkan pembelajaran sosial emoosional ini saya fikir tidak perlu diwujudkan proses pembelaja