Postingan

JURNAL REFLEKSI LOKAKARYA 4

Gambar
  JURNAL  REFLEKSI LOKAKARYA 4 OLEH RINA  AGUSTINA CGP ANGKATAN 7 KABUPATEN GARUT 💚 FACT Kegiatan Lokakarya 4 CGP Angkatan 7 Kabupaten Garut , bertema  Coaching pada supervisi akademik. Para calon guru penggerak, sebagai peserta Lokakarya 4 ini mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat karena para [pemandu Lokakrya yaitu para pengajar pratik di PGP , merancang kegiatan dengan suasana yang santai namun serius dan sukses. Suasana kegiatan Lokakrya ini menjadi semakin semarak dengan membangkitkan motivasi para peserta Lokakrya dengan kegiatan ice breaking , untuk mencairkan suasana dan menambah ‘aroma’ kehangatan hubungan interpersonal sesama peserta Lokakarya. Kegiatan Lokakarya 4 diawali dengan review singkat materi dan refleksi pengalaman coaching yang sudah dilaksanakan oleh peserta dalam kegiatan bersama rekan guru atau murid pada sekolah tempat bertugas masing-masing . Hal ini dimaksudkan agar para peserta kembali mengingat alur ‘ coaching yang semestinya dilaksanakan ya

JURNAL REFLEKSI LOKAKARYA 5

Gambar
  LOKAKARYA  5  PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 7  KABUPATEN GARUT JURNAL REFLEKSI  OLEH  RINA  AGUSTINA CGP ANGKATAN 7 KAB. GARUT FACT Topik yang menjadi pembahasan pada kegiatan Lokakarya 5 Calon Guru Penggerak Angkatan 7 kabupaten Garut adalah Pemantapan pengelolaan Program yang berpusat pada murid. Para CGP , sebagai peserta lokakarya kali ini mendapatkan penguatan pemahaman dalam pengelolaan Program yang berpusat pada murid tersebut dalam bentuk kegiatan diskusi, sharing / berbagi pemahaman dan berbagai praktik baik yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh masing-masing CGP dari setiap sekolah tempat bertugas. Melalui rangkaian proses pembelajaran CGP selama mengikuti pendidikan guru penggerak, baik secara daring melalui LMS , maupun dalam menyelesaikan tugas LMS serta diskusi bersama fasilitator dan instruktur PGP. Terbentuknya pemahaman menyeluruh terkait dengan makna pendidikan dan mengimplementasikan pemahaman dengan menyelenggarakan program pembelajaran yang berpusat

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.3

Gambar
  JURNAL  REFLEKSI  DWI  MINGGUAN  MODUL 3.3 OLEH  Rina Agustina, S.Pd CGP  ANGKATAN 7 KAB. GARUT 1. What?  Hal yang saya pelajari pada modul 3.3 adalah terkait  Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat kepada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu mendidik mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian saat kita merancang sebuah program atau kegiatan pembelajaran di sekolah maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Dengan nilai guru penggerak yang mandiri, reflektif, kolaborative, inovatif, dan berpihak pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran gerakan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antara guru, menjadi guru bagi guru lain dan mewujudkan kepemimpinan murid, maka seorang guru dapat memahami konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan profil pelajar Pancasila. Un

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2

Gambar
  JURNAL  REFLEKSI  DWI MINGGUAN  MODUL 3.2 OLEH : Rina Agustina CP  ANGKATAN 7  KAB.GARUT What ? Hal yang saya pelajari pada modul 3.2 adalah terkait Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya Sekolah sebagai ekosistem pendidikan adalah sebuah bentuk interaksi antar faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik antara lain kepala sekolah, guru, serta, pengawas, orang tua siswa, masyarakat sekitar, dinas terkait. Sedangkan faktor abiotik antara lain: keuangan sarana dan prasarana lingkungan alam. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam mengelola sumber daya  Pendekatan berbasis kekurangan atau masalah ,memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa yang kurang dan apa yang berfungsi kurang baik  Pendekatan berbasis kekuatan atau aset.  ,memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan atau potensi yang positif. Pendekatan ABCD Aset based community development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan pengembangan komunitas berbasis

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.1. - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Gambar
 JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN  PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Oleh : RINA AGUSTINA CGP  ANGKATAN 7 KABUPATEN  GARUT  JAWA BARAT Ketika saya sudah mulai mempelajari modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Saya merasa tertarik untuk mempelajarinya , mengapa demikian ?.Selama ini kita dihadapkan dengan situasi dimana kita tentunya harus menentukan pilihan yang terbaik menurut pemikiran dan pandangan kita ataupun yang terbaik untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Jangankan pada lingkup kehidupan yang luas seperti sebuah isntitusi Pendidikan, bahkan dalam keseharian kehidupan pribadi kitapun , tentunya kita perlu memiliki keputusan . Adapun inti dari materi yang dipelajari pada Modul 3.1. ini adalah pemahaman bahwa pengambilan keputusan yang dilaksanakan sebagai pemimpin pembelajaran di institusi pendidikan , hendaknya senantiasa berbasis pada 3 aspek penting ; bertanggung jawab, nilai-ni

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Gambar
  DEMONTRASI KONTEKSTUAL     Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin  Oleh : RINA  AGUSTINA CGP  ANGKATAN 7 KABUPATEN GARUT JAWA BARAT Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan . Tulisan ini berupa rangkaian proses hasil analisis kegiatan wawancara dengan 2 Kepala Sekolah mengenai pengambilan keputusan.  Berikut ini hasil wawancara dengan Kepala Sekolah  Wawancara dengan Kepala Sekolah 1 Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah 1; Pewawancara : Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?   Kepala sekolah : Yang berkaitan dengan identifikasi kasus yang selama ini di lapangan yang pertama itu mengenal dulu apakah nilai-nilai itu bertentangan dengan norma, aturan atau hukum. Kemudian yang kedua Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut kemudian yang saya rasakan itu mengumpulkan dulu data-data dan fakta-fakta, yang terakhir mungkin

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN - MODUL 2.3 - COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Gambar
oleh  : RINA  AGUSTINA SMA  NEGERI  1  GARUT  JAWA BARAT 💜Coaching untuk supervisi pendidikan.   💛Definisi Coaching : proses kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri  dan pertumbuhan pribadi dari coachee . (Grant, 1999). Pada awal mempelajari coaching , saya merasa bingung untuk membedakannya dengan tutor, fasilitasi, konseling dan fasilitasi. Namun kemudian dengan mempelajari perbedaan dari keseluruhan konsep tersebut, saya menjadi faham bahwa terdapat ciri khas tersendiri dari coaching, yaitu pada kegiatan coaching, coach tidak memberikan solusi, tapi coachee lah yang merancang solusinya , dengan peran coach yang menggali kapasitas dari coachee nya. Kemudian aktifitas belajar dilanjutkan dengan kegiatan belajar melaksanakan coaching   bersama rekan sesama cgp. Pada praktik latihan, kami masih menggunakan skenario , agar komunikasi latihan coac