JURNAL REFLEKSI LOKAKARYA 4

 


JURNAL  REFLEKSI LOKAKARYA 4

OLEH
RINA  AGUSTINA

CGP ANGKATAN 7 KABUPATEN GARUT


πŸ’šFACT

Kegiatan Lokakarya 4 CGP Angkatan 7 Kabupaten Garut , bertema  Coaching pada supervisi akademik.

Para calon guru penggerak, sebagai peserta Lokakarya 4 ini mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat karena para [pemandu Lokakrya yaitu para pengajar pratik di PGP , merancang kegiatan dengan suasana yang santai namun serius dan sukses. Suasana kegiatan Lokakrya ini menjadi semakin semarak dengan membangkitkan motivasi para peserta Lokakrya dengan kegiatan ice breaking , untuk mencairkan suasana dan menambah ‘aroma’ kehangatan hubungan interpersonal sesama peserta Lokakarya.

Kegiatan Lokakarya 4 diawali dengan review singkat materi dan refleksi pengalaman coaching yang sudah dilaksanakan oleh peserta dalam kegiatan bersama rekan guru atau murid pada sekolah tempat bertugas masing-masing . Hal ini dimaksudkan agar para peserta kembali mengingat alur ‘coaching yang semestinya dilaksanakan yaitu alur TIRTA . Kemudian kembali menggali keterampilan yang berkaitan dengan praktik  ‘coaching’. Kami mempelajari bagaimana agar coach dapat mempertahankan perhatian kepada coachee dan memberikan pertanyaan berbobot terhadap coachee.

Setelah kegiatan sharing pemahaman dan keterampilan coaching secara teori, kemudian peserta dirarahkan untuk mengasah keterampilan ‘coaching’ dengan mempraktikan secara nyata sebuah praktik coaching berantai. Kami secara bergiliran dengan peserta lainnya, mendapatkan kesempatan berperan sebagai ‘coach’, sebagai ‘ coachee’ dan sebagai observer . Kegiatan ini sangat menarik dilakukan ,karena kolaborasi ini memberikan kami pengalaman , baik dalam setiap peran yang kami jalankan dalam coaching.

Kegiatan ‘coaching’ yang sudah dilaksanakan ,mendapatkan refleksi dengan sebagai umpan balik dari keterampilan yang sudah dilatihkan tersebut. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan  kegiatan supervisi akademik berbasis coaching , mulai dari kegiatan pra supervisi, saat observasi dan pasca observasi dengan pelaksanaan coaching pada setiap kegiatan ini.




πŸ’—FEELING

Saya mengikuti kegiatan Lokakarya 5 ini dengan antusias karena kegiatan ini merupakan wahana bagi saya untuk mendapatkan pemahaman dan pemantapan keterampilan ‘ coaching’ yang harus kita miliki sebagai pendidik.

Keterampilan ‘coaching’ ini akan dapat diperoleh dengan terus semakin sering melksanakan praktik coaching. Saya merasa bahagia saat saya memahami bahwa praktik’coaching ‘ yang kita laksanakan ini dapat memberdayakan aset /kekuatan orang orang di sekitar kita. Saya merasa bahwa ilmu ‘coaching ini bukan hanya untuk praktik pendidikan di sekolah ,namun juga perlu untuk kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena pendidikan , tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah,namun bisa terjadi di manapun. Sebagaimana yang kita fahami adalah, siapapun adalah guru, dimanapun adalah sekolah. Maka pendidikan tidak dibatasi oleh ruang bangunan sekolah.



πŸ’œFINDING

Dari kegiatan Lokakarya 4 CGP ini, saya mendapatkan pembelajaran dan hikmah atau inti dari kegiatan yang dilaksanakan, yaitu Kegiatan ‘coaching’ , merupakan salah satu kegiatan yang memberdayakan aset/kekuatan seseorang di sekitar kita untuk melakukan sesuatu , berdasarkan potensi /kapasitas dirinya.

Dalam mendayagunakan kompetensi seseorang , kita perlu membuat sebuah keadaan agar dapat menstimulasi kompetensi seseorang itu akan semakin terwujud dan berkembang.

Maka kegiatan ‘coaching’ ini sejalan dengan pemahaman makna mendidik sebagaimana filosofi KI HAJAR DEWANTARA yang memiliki makna bahwa mendidik itu menuntun , tidak memaksa, membentuk sesuai dengan kapasitas atau warna yang dimiliki oleh siswa. Menuntun dan bukan menuntut. Kegiatan ‘coaching’ ini merepresentasikan keseluruhan praktik mendidik yang memberdayakan.

Dengan pergantian peran sebagai ‘coach, coachee dan observer pada kegiatan lokakarya 4, saya mendapatkan hikmahnya, betapa setiap orang dengan peran masing-masing mendapat manfaat dari kegiatan ‘coaching’ yang dilaksanakan. Coach berperan sebagai pemberi stimulan dengan memberikan pertanyaan berbobot yang mampu memberdayakan kompetensi siswa.Sebagai ‘ coachee’ , saya kemudian mendapatkan bahwa aktifitas ini memberi saya peluang untuk mengeksplorasi kompetensi diri sehingga semakin berkembang dengan maksimal. Dan sebagai ‘observer’ pada kegiatan coaching , inipun saya mendapat berbagai pelajaran , cara maupun kegunaan dari praktik coaching yang sudah dilaksanakan.



πŸ’›FUTURE

Setelah mengikuti kegiatan Lokakarya 4 ini, kami para peserta Lokakarya , para calon guru penggerak , memiliki peran dan tanggung jawab sebagai pelaksana program kegiatan sekolah untuk mewujudkan visi guru penggerak.

Terwujudnya visi yang diinginkan oleh seluuh warga sekolah dalam praktik ‘coaching’ bersama siwa dan rekan di sekolah , kemudian kesepakatan tersebut, dapat terealisasikan dalam bentuk wujud nyata program kegiatan sekolah. Maka , praktik ‘coaching’ ini akan sangat bermanfaat bila dilaksanakan dengan baik untuk mewujudkannya.

Saya bertekad dengan kesungguhan hati , akan melaksanakan kegiatan coaching ini dalam melaksanakan berbagai kegiatan sekolah maupun dalam kehidupan sehari hari bersama keluarga.

Keragaman siswa atau anak, merupakan keniscayaan dan ‘coaching’ ini merupakan kegiatan yang akan memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan menjadi sempurna. Setiap orang yang  berada pada sistem pendidikan akan merasakan manfaat dari ‘coaching’ ini, merasa mendapat kepercayaan penuh dan akan menggali kemampuan siswa secara maksimal , yang pada akhirnya terwujudnya profil Pelajar Pancasila.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

' Direct / Indirect speech , Questions and command , prohibition '

' Past Tense Vs Present perfect Tense '

"It's time to write Descriptive Text "