JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN - MODUL 2.3 - COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
💜Coaching untuk supervisi pendidikan.
💛Definisi Coaching : proses
kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee. (Grant, 1999).
Pada awal mempelajari coaching,
saya merasa bingung untuk membedakannya dengan tutor, fasilitasi, konseling dan
fasilitasi.
Namun kemudian dengan mempelajari
perbedaan dari keseluruhan konsep tersebut, saya menjadi faham bahwa terdapat
ciri khas tersendiri dari coaching, yaitu pada kegiatan coaching, coach tidak
memberikan solusi, tapi coachee lah yang merancang solusinya , dengan peran
coach yang menggali kapasitas dari coacheenya.
Kemudian aktifitas belajar
dilanjutkan dengan kegiatan belajar melaksanakan coaching bersama rekan sesama cgp. Pada praktik
latihan, kami masih menggunakan skenario , agar komunikasi latihan coaching
kami sesuai alur TIRTA. Seiring praktik berikutnya, kami mulai melepas skenario,
menerapkan prinsip coaching ini sesuai paradigma kegiatan coaching. Terasa
lebih mudah dari sebelumnya, karena awalnya kami merasa kawatir tidak sesuai
alur TIRTA.
Setelah praktlik tersebut ,
kamipun mendemostrasikan coaching ini dalam bentuk kegiatan coaching bertiga
bergantian, satu diantara kami bertugas sebagai observer, coach dan coachee
bergilir. Dengan rangkaian 3 putaran praktik coaching ini serta percakapan pra
observasi dan pasca observasi untuk masing masing putaran, kami semakin
memahami prsktik coaching dan semakin merasa ' trampil ' menjadi coach.
Kompetensi coaching ; presence/ kehadiran utuh, mendengar aktif dan memberikan
pertanyaan berbobot.
Dapat kami praktikan dalam kegiatan
praktik coaching kami. Tugas demonstrasi kontekstual saat ini memberikan pemahaman pada kami untuk
menguasai supervisi akademik berbasis coaching.
Ternyata pembelajaran di modul 2.3
sekaligus juga memberi insight baru berupa pemahaman bahwa supervisi akademik
berbasis coaching yang memberdayakan coachee, sangatlah powerfull dibandingkan
dengan praktik supervisi pendidikan yang selama ini dilakukan di satuan
pendidikan.
Coaching , benar telah memfungsikan coachee sebagai seorang yang pribadi yang dihargai dan diapresiasi dengan baik keberadaan dan pemikirannya. Hal tersebutlah yang memberdayakan coachee dan praktik inipun sangat sesuai dengan konsep pendidikan ; menuntun.
Sungguh indah rasanya jalinan
kemitraan yang dibangun dalam kegiatan supervisi akademik berbasis coaching
ini. Coachee dan coach, secara bersama membangun kolaborasi, sejajar bermitra
menuju kecemerlangan mutu / kualitas pendidikan di masa yang akan datang.
Semoga
Komentar
Posting Komentar