DEMONSTRASI KONTEKSTUAL - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 DEMONTRASI KONTEKSTUAL 

 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 Oleh : RINA  AGUSTINA

CGP  ANGKATAN 7 KABUPATEN GARUT JAWA BARAT




Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan . Tulisan ini berupa rangkaian proses hasil analisis kegiatan wawancara dengan 2 Kepala Sekolah mengenai pengambilan keputusan. 

Berikut ini hasil wawancara dengan Kepala Sekolah 

Wawancara dengan Kepala Sekolah 1



Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah 1;

Pewawancara: Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? 

Kepala sekolah : Yang berkaitan dengan identifikasi kasus yang selama ini di lapangan yang pertama itu mengenal dulu apakah nilai-nilai itu bertentangan dengan norma, aturan atau hukum. Kemudian yang kedua Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut kemudian yang saya rasakan itu mengumpulkan dulu data-data dan fakta-fakta, yang terakhir mungkin menguji kebenaran.

Pewawancara: Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Kepala sekolah : Dalam hal pengambilan keputusan di sekolah biasanya saya melibatkan pihak-pihak terkait seperti guru, siswa, orang tua, dan kepala sekolah mereka dapat berkumpul untuk membahas masalah dan mempertimbangkan berbagai faktor dan nilai-nilai untuk mencapai kesuksesan. mencapai keputusan yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat dalam kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan. Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa semua pandangan dan kepentingan diterima dan dipahami dengan baik dan mencari solusi yang mengakomodasi semua kepentingan tersebut sebanyak mungkin.

 Pewawancara: Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Kepala sekolah : Berkaitan dengan langkah dalam mengambil setiap keputusan yang pertama itu saya melakukan mencari dulu informasi-informasi dikumpulkan dulu dari berbagai sumber kemudian bertanya kepada semua pihak di lingkungan sekolah jadi tidak bertanya kepada salah seorang saja Kemudian mencari solusi untuk penyelesaian masalah tersebut kemudian berdiskusi dengan semua warga untuk pengambilan keputusan yang lebih baiknya kemudian bisa bertanya kepada senior atau yang sudah berpengalaman kemudian baru kita mengambil keputusan yang paling baik itu yang bagaimana.

Pewawancara: Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Kepala sekolah : Hal-hal yang paling efektif menurut saya yaitu kerjasama dan kolaborasi di antara semua yang berkepentingan saya selalu koordinasi dengan semua pihak jika ada kasus yang terjadi saya selalu mengutamakan keputusan yang benar-benar bisa mengakomodasi kepentingan orang banyak dan tentunya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Pewawancara: Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Kepala sekolah : Tantangan ketika mengambil keputusan. tantangannya menurut saya adalah bagaimana dalam meyakinkan pihak yang tidak puas atas keputusan yang diambil agar mereka paham dan mengerti bahwa keputusan ini benar-benar yang terbaik dan membuat mereka pada akhirnya bisa menerima dan menjalankan keputusan tersebut

Pewawancara: Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Kepala sekolah : Berkaitan dengan jadwal kalau secara jadwal secara rutin dibuat itu tidak tapi kadang ketika masalah timbul saya identifikasi dan analisis apakah masalah tersebut ringan atau berat kalua ringan bisa langsung saya cari solusinya dan diselesaikan waktu itu juga namun apabila di rasa berat saya menjadwalkan terlebih dahulu dan memikirkan solusi terbaik yang akan di ambil.

Pewawancara: Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Kepala sekolah : Tentu Ada. Beberapa kasus berdasarkan jenisnya tentunya bisa dianalisis dan dibuat keputusan berdasarkan kesulitannya untuk kasus-kasus ringan dan dampak yang ringan tentunya akan lebih mudah. Tapi sebaliknya untuk kasus-kasus yang sulit dan melibatkan lebih banyak orang tentunya memerlukan upaya yang lebih keras. Dari semua kasus yang ringan maupun yang sulit yang terpenting adalah kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak dan akan mempermudah kita dalam mengambil keputusan.

Pewawancara: Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Kepala sekolah : Hasil dari pembelajaran yang dipetik dari permasalahan yang telah tadi dipaparkan yang pertama menambah kedewasaan dalam berpikir kemudian kita lebih bijak lagi dalam mengambil setiap keputusan dan lebih memahami karakter setiap warga di sekolah itu.

Wawancara dengan Kepala Sekolah 2




Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah 2;

Pewawancara: Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? 

Kepala Sekolah: Saya biasanya mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral dengan melihat apakah ada konflik antara nilai-nilai etika atau moral yang berbeda dalam situasi tersebut. Misalnya, jika ada dua nilai yang sama-sama penting tapi bersebrangan, maka bisa jadi itu adalah dilema etika atau bujukan moral.

Pewawancara: Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Kepala Sekolah: Saya biasanya melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam situasi tersebut dan berusaha mencari solusi yang paling menguntungkan bagi semua pihak. Saya juga selalu mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan yang terlibat dan mencoba mencapai keputusan yang sejalan dengan nilai-nilai tersebut.

 Pewawancara: Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Kepala Sekolah: Saya biasanya memulai dengan memahami situasi secara menyeluruh dan mencari informasi yang relevan. Kemudian, saya mengumpulkan data dan fakta yang diperlukan untuk membantu saya membuat keputusan yang tepat. Setelah itu, saya melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dan mencoba mencari solusi yang terbaik.

Pewawancara: Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

 Kepala Sekolah: Saya selalu mengacu pada kode etik dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam situasi tersebut. Saya juga selalu mempertimbangkan semua konsekuensi dari setiap tindakan yang mungkin diambil. Diskusi dengan orang lain juga sangat membantu dalam memperoleh sudut pandang yang berbeda.

Pewawancara: Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Tantangan terbesar bagi saya adalah ketidakpastian dan kompleksitas situasi. Dalam beberapa kasus, sulit untuk menentukan apa yang benar atau salah karena terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Selain itu, kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa berdampak buruk pada semua pihak yang terlibat.

Pewawancara: Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Kepala Sekolah: Saya biasanya tidak memiliki jadwal tertentu dalam menyelesaikan kasus dilema etika. Saya akan mencoba

Pewawancara: Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Saya sering berdiskusi dengan rekan kerja atau mentor saya yang memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi dilema etika. Saya juga senang membaca buku atau artikel tentang etika dan moralitas untuk meningkatkan pemahaman saya tentang situasi-situasi semacam itu.

Pewawancara: Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Kepala Sekolah: Saya belajar bahwa keputusan etika tidak selalu mudah, namun penting untuk selalu mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu, diskusi dan konsultasi dengan orang lain dapat membantu dalam memperoleh sudut pandang yang berbeda dan memperluas pemahaman saya tentang situasi semacam itu. Terakhir, saya juga belajar bahwa kesalahan dalam pengambilan keputusan etika dapat berdampak buruk pada semua pihak yang terlibat, oleh karena itu, perlu dilakukan dengan hati-hati dan teliti. 

Tulisan selanjutnya berkaitan dengan analisis penulis berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan berkenaan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. 

👉 Analisis hasil wawancara kepala sekolah dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.

💙  Hal menarik yang terdapat pada  hasil wawancara dengan kepala sekolah ,yaitu;  Sebagai pemimpin  sebuah institusi harus selalu ‘siap ‘ mendapati masalah sebesar apapun berkaitan dengan ‘konflik’ atau ‘dilema’ dalam pengambilan keputusan  .

Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin dituntut untuk selalu bersikap adil/ ‘bijaksana’ dan senantiasa berstandar pada nilai-nilai kebajikan.

Hal yang juga sangat perlu untuk dilakukan , yaitu dengan menempuh langkah /tahapan sebelum mengambil keputusan.

Berdasarkan kebijakan yang memikirkan kepentingan semua pihak dan berstandar pada nilai kebajikan tadi itu menuju pada pengambilan keputusan yang bermanfaat / baik bagi seluruh warga institusi tersebut dan pemangku kepentingan.

Terakhir namun tidak kalah pentingnya, tentunya senantiasa dilakukan untuk kepentingan murid dan kelangsungan  pendidikan murid di sekolah baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pertanyaan yang masih mengganjal dalam pemikiran saya terkait hasil wawancara bersama kepala sekolah yaitu Bagaimana cara  efektif mengambil keputusan yang setidaknya dapat memenuhi kepentingan banyak fihak , dan bila tidak bisa semua terpenuhipun, bagaiman agar pihak yang belum terpenuhi kepentingannya dapat merasakan manfaat dari hasil keputusan yang diambil dan merasa diperlakukan ‘adil’.  Upaya apa yang dapat dilakukan oleh kita sebagai guru  agar para pimpinan sekolah dapat memahami 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan ? . Bagaimana mendapatkan opsi trilemma yang ‘ cemerlang’ agar setiap kasus menemukan solusi terbaiknya?


💚💚 Berdasarkan hasil wawancara tersebut , terdapat kesamaan dalam pengambilan keputusan  ; Setiap keputusan yang diambil telah melalui sebuah proses diskusi dengan berbagai fihak, dilakukan dengan cermat, teliti serta mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Yang terpenting dari pengambilan keputusan ini adalah keputusan yang diambil akan berdasarkan pada mengutamakan kepentingan murid, berstandar nilai nilai kebajikan dan bertanggung jawab.

Perbedaan yang saya dapatkan dari hasil wawancara kedua kepala sekolah ini adalah; Kepala sekolah yang ke satu , memilah kasus yang dihadapi dengan cara mengkategorikan kasus ringan dan berat, dan waktu penyelesaiannya diberikan tempo lebih lama untuk kasus yang berat. Sedangkan kepala sekolah yang kedua baru akan mencoba , untuk membuat penjadwalan pada penyelesaian kasus.

Kepala sekolah yang ke 1 lebih memiliki wawasan dan pengetahuan yang siap dalam penentuan pengambilan keputusan. Memiliki  kemampuan untuk berkolaborasi dengan lebih maksimal , sehingga pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan dan berbagai sudut pandang. Ketika keputusan yang diambil tersebut dihasilkan dari kesepakatan dan pendapat berbagai pihak, maka semua orang akan berkontribusi dan mewujudkan keputusan terbaik. 


💙💙💙 Untuk rencana pada masa yang akan datang, kepala sekolah  senantiasa meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kapasitas diri  dalam menentukan keputusan  serta melandaskan senantiasa pengambilan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal. Kepala sekolah senantiasa meningkatkan kolaborasi bersama seluruh orang yang terlibat dalam penentuan pengambilan keputusan, senantiasa mempertimbangkan dengan penuh kehati -hatian dan senantiasa melakukan refleksi dari setiap keputusan yang sudah ditentukan. Mengakomodir perubahan apabila mendapati pengambilan keputusan sebelumnya , berdampak buruk .Maka mengambil pelajaran dari setiap hal yang sudah terjadi, kemudian melakukan hal berbeda menjadis sebuah hal yang harus disikapi dan dilakukan. Hal yang terpenting adalah senantiasa mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan.

Keefektifan pengambilan keputusan, diukur dari keputusan yang diambil berdasar pada 3 ; Berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan, dan tanggung jawab. Kemudian keputusan yang diambil tersebut telah melalui pertimbangan berdasarkan 4 paradigma ;paradigma individu vs kelompok, keadilan vs kasih sayang, kesetiaan vs  kebenaran, jangka pendek vs jangka panjang. Serta 3 prinsip ; end based thinking, rule based thinking dan care based thinking dan 9 langkah pengujian keputusan dalam permasalahan.

Setelah diperoleh sebuah keputusan, refleksi dilaksanakan untuk menilai secara jujur , hal yang sudah baik dilaksanakan dalam pengambilan keputusan dan hal yang masih perlu diperbaiki dalam pengambilan keputusan tersebut.

💛💛💛 💛Dengan senantiasa memperhatikan bahwa setiap pengambilan keputusan , ditujukan untuk mengutamakan kepentingan murid, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berstandar pada nilai-nilai kebajikan. Sekecil apapun permasalahan yang saya hadapi /dapati di kelas , saya akan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan menggunakan keseluruhan aspek pengambilan keputusan tersebut, maka keputusan akan diambil dengan hati-hati dan teliti, serta senantiasa memperhatikan kepentingan murid  dengan tanggung jawab dan berstandar pada nilai-nilai kebajikan. Hal terpenting yang harus pertama dilakukan adalah  identifikasi secara mendalam , bahwa berpikir dari sudut pandang yang berbeda, ditimbang kemudian diputuskan memang tidaklah semudah mebalikkan telapak tangan. Pastinya ada pihak -pihak yang tidak sepaham. Namun, kita harus memutuskan yang terbaik dengan memperhatikan berbagai sisi. Guru mengambil keputusan selalu mempertimbangkan berbagai aspek, jika berdampak lebih baik bagi kepentingan orang banyak , maka itulah yang kita ambil. Jika dihadapkan pada 2 pilihan yang sama -sama baik dan sama -sama benar , maka pilih yang paling sedikit resiko dan paling banyak disepakati dalam forum rapat.

Ketika menyelesaikan suatu masalah, saya selalu akan berusaha untuk netral dan tidak memihak kepada siapapun. Oleh karena itu terkadang saya tentunya harus meminta orang lain sebagai penengah.

Penerapan keseluruhan aspek berkaitan pengambilan keputusan ;4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah ini tentunya akan sangat baik bila segera saya terapkan dalam keseharian menjalani tugas , baik di sekolah , ataupun dalam kehidupan sehari hari. Semoga berbuah manfaat bagi sesama manusia dan lingkungan kehidupan kita.


DAFTAR CHECKLIST REFLEKSI WAWANCARA





Komentar

Postingan populer dari blog ini

' Direct / Indirect speech , Questions and command , prohibition '

' Past Tense Vs Present perfect Tense '

"It's time to write Descriptive Text "